Basketball Clinic NBL Indonesia
SURABAYA – Bintang-bintang National Basketball League (NBL) Indonesia masih menjadi daya tarik utama pengunjung NBA Madness presented by Jawa Pos yang berlangsung di Atrium Tunjungan Plaza (TP) 3. Kemarin (20/6) para pebasket profesional itu membagikan ilmunya dalam Basketball Clinic mulai sekitar pukul 16.30.
Klinik basket yang diikuti 19 pelajar SD itu dipimpin langsung oleh asisten pelatih CLS Knights Surabaya Erwin Triono. Empat pemain NBL yang sejak Sabtu (19/6) tampil di venue even basketball lifestyle kelas dunia itu ikut membantu mengajarkan teknik-teknik dasar basket kepada belasan penggila basket cilik tersebut. Mereka mengajari para peserta teknik dribble dan passing yang benar, cara lay-up, serta beberapa gerakan untuk menggiring bola, seperti crossover dan between the leg.
Mario Gerungan (Aspac Jakarta), Romy C. Chandra (Pelita Jaya Jakarta), Fadlan Minallah (Citra Satria Jakarta), dan Valentino Wuwungan (Satya Wacana Angsapura Salatiga) kemarin terlihat sangat menikmati perannya sebagai instruktur Basketball Clinic. Berkali-kali para pebasket itu tertawa melihat ulah para peserta klinik.
Salah satu yang paling mengundang tawa pengunjung dan para bintang NBL adalah ulah Jonathan Irawan. Bocah yang baru naik kelas 2 di SD Margie Surabaya itu memang yang paling mungil daripada para peserta lain. Tinggi badannya tak sampai sepinggang Romy Chandra. Panjang kakinya pun tak berselisih banyak dari diameter bola basket. Alhasil, Jonathan kesulitan saat harus melakukan teknik between the leg yang mengharuskan bola dipantulkan di antara kedua kaki.
Kendati demikian, Jonathan tampak sangat antusias. Meski harus melakukannya secara perlahan-lahan, dia tetap berusaha melakukan between the leg hingga ujung lapangan utama NBA Madness. Para pemain NBL pun tertawa-tawa sambil menyemangati Jonathan. Fadlan Minallah bahkan terus mengikuti Jonathan sambil terbungkuk-bungkuk hingga bocah itu rampung melakukan gerakan.
Ternyata, waktu 30 menit untuk Basketball Clinic itu dirasa belum cukup oleh para peserta. Mereka mengaku ketagihan. Seusai klinik, beberapa peserta menanyakan apakah masih ada sesi klinik berikutnya. ”Habis ini masih ada lagi nggak?” kata Yoga Alfa dan Kevin Ryan.
Dua pelajar SD Santa Angela itu memang termasuk yang paling bersemangat saat klinik. Mereka merasa pengajaran dari pemain profesional itu menambah pengetahuan mereka soal teknik basket. ”Soalnya, ada yang belum diajari di sekolah. Kayak between the leg, itu belum diajarin,” kata Yoga.
Selain membagikan ilmu dalam Basketball Clinic, para bintang NBL kemarin bermain games bersama pengunjung. Mereka memainkan Honda Matic Shooting Stars dan Dell-Microsoft 3-Point Shootout.
Yang paling seru adalah sesi Dell- Microsoft 3-Point Shootout. Dalam sesi itu, Erwin, Mario, Romy, Valentino, dan Fadlan bertanding melawan empat pengunjung, yakni Arif Budiman, Sumiati, Mega Nanda, dan Winarti Sasmito Putri. Kali itu mereka mendapatkan lawan berat, yakni Sumiati, salah satu legenda DetEksi Basketball League (DBL) yang terkenal dengan tembakantembakan mautnya.
Dalam games kemarin, Sumiati menunjukkan kualitasnya. Dia mencetak poin tertinggi, yakni delapan poin, sama dengan Valentino dan Fadlan. Karena poinnya sama, untuk menentukan pemenang, ketiganya harus melakukan tembakan lagi dalam waktu yang lebih singkat, yakni 24 detik. Sayang, dalam pertandingan ulang itu, Sumiati yang mencetak tiga poin kalah oleh Fadlan yang membukukan empat poin. Sementara, Valetino hanya membuat dua poin. Kemenangan pun akhirnya menjadi milik Fadlan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar